Malu nggak sih tertangkap Patroli Cinta di Lodhi Garden? sini atau situ yang malu?
Hah, bagaimana ceritanya bisa tertangkap patroli cinta di Lodhi Garden?
Sabar, nanti aku ceritakan semuanya. Yang penting sekarang tahu dulu, seperti apa itu Lodhi Garden yang terkenal di Delhi, India. Ya, gambar di atas adalah view salah satu sudut Lodhi Garden. Salah satu sudut? yup, Lodhi Garden yang pernah dinamai Lady Willingdon Park pada masa India dibawah penjajahan British (Inggris) ini memang luas sekali.
Eh, bagaimana ceritanya? simak liputan selengkapnya 😎 Warning: Karena ini tempat luas sekali, liputan juga akan panjang lho!
Awalnya, sore ini, 25 Desember 2017 aku jalan-jalan ke Safdarjung's Tomb. Begitu keluar dari Safdarjung's Tomb, nampaklah Lodhi Road. Lodhi Garden ada di list tempat yang ingin aku kunjungi dan ada di Lodhi Road. Langsung googling map dan ternyata hanya berjarak 300 m dari Safdarjung's Tomb. Jalan santailah menikmati bersihnya Lodhi Road.
Oh ya di sepanjang Lodhi Road ini, beberapa tempat keren bisa dikunjungi. Ada Khan Market tempat belanja murah, ada Indian Habitat Centre kompleks gedung pertemuan dan perpustakaan dimana sering diadakan event-event seni, seminar dll. Juga jalan ini menuju situs keren lain yaitu Humayun's Tomb. Pernah dengar kan?
Sesampainya di lokasi dan pintu masuk Lodhi Garden, pose bersama para piala wajib dilakukan. Lodhi Garden mendapat banyak pernghargaan dari berbagai organisasi. Pemerintah dan masyarakat juga terus berkontribusi agar tetap indahnya taman ini. Pada bulan April 1996, sebuah Taman Nasional Bonsai dikembangkan di salah satu sudut Lodhi Garden, termasuk juga konservatorium kupu-kupu, Kebun herbal, Bambu, kolam untuk Lily air, dan kebun mawar dengan koleksi lebih dari 25 varietas.
Sejarah Lodhi Garden sendiri tak kalah menarik. Situs ini dibuat pada abad ke 14 oleh Dinasty Sayyid sampai abad ke 15 oleh Dinasty Lodhi. Situs ini semula berupa makam saja. Berabad-abad setelah kedua dinasti Delhi itu, dua desa berkembang di sekitar situs. Lalu, pada tahun 1936, dilakukanlah bedol desa, para penduduk dipindahkan dari sekitar situs. Ternyata, si cantik Lady Willingdon, istri dari seorang Gubernur Jenderal Inggris di India yang bernama Marques of Willingdon menginginkan sebuah taman ditempat itu. Pada tahun 1936, taman itu diresmikan dengan nama "Lady Willingdon Park".
Keren ya kemauan istri seorang jenderal 💃👧😉 Setelah India merdeka pada tahun 1947, barulah namanya dirubah menjadai LODHI GARDEN.
See, luas sekali ini garden, sekitar 90 acre atau 360.000 m2. Sungguh cocok untuk jalan-jalan pagi atau sore, atau sekedar menghirup udara segar sambil melihat berbagai jenis burung. Nampaklah di kompleks Lodhi Garden ini terdapat 1) makam Muhammad Shah, 2) Makam Sikander Lodhi, 3) Sheesh (Shisha) Gumbad, 4) Beda (Bara) Gumbad dan Masjid, 5) danau, dan 6) Athpula (jembatan 8 pilar).
Meskipun sangat luas, jangan khawatir dengan rasa capek. Akan dijumpai berbagai "atraksi" disepanjang jalur jalan kaki, termasuk atraksi dibalik setiap pohon 👀😂😈 Yang pernah kesini atau taman-taman lain di Delhi pasti paham apa itu. Kalaupun belum paham, nanti deh pasti paham setelah lengkap liputan ini 😎
Lodhi Garden buka pukul 06.00 - 19.30, dan tidak ada biaya masuk. Kamera dan semua barang bawaan bebas dibawa masuk. Tempat ini juga digunakan piknik, apalagi pada hari libur nampaklah pemandangan pada gambar pertama di atas. Colorful bukan?
Meskipun sangat luas, jangan khawatir dengan rasa capek. Akan dijumpai berbagai "atraksi" disepanjang jalur jalan kaki, termasuk atraksi dibalik setiap pohon 👀😂😈 Yang pernah kesini atau taman-taman lain di Delhi pasti paham apa itu. Kalaupun belum paham, nanti deh pasti paham setelah lengkap liputan ini 😎
Lodhi Garden buka pukul 06.00 - 19.30, dan tidak ada biaya masuk. Kamera dan semua barang bawaan bebas dibawa masuk. Tempat ini juga digunakan piknik, apalagi pada hari libur nampaklah pemandangan pada gambar pertama di atas. Colorful bukan?
Garden yang di tata kembali pada tahun 1968 oleh JA Stein dan Garret Eckbo, hingga penampakannya seperti sekarang ini. Aku berdiri di depan site plan Lodhi Garden, di pojok kanan nampak bangunan Bara Gumbad, dan arak ke pojok kiri menuju makam Muhammad Shah. Lokasi pertama kaki melangkah adalah Muhammad Shah's Tomb.
Inilah penampakan Muhammad Shah's Tomb. Muhammad Shah adalah penguasa terakhir kedua dari Dinasty Sayyid di Delhi. Makam ini terlihat dari jalan Lodhi dan merupakan bangunan pertama di kompleks Lodhi Garden ini. Dibangun pada tahun 1444 oleh Ala Uddin Alam Shah sebagai penghormatan kepada Muhammad Shah. Makam ini berbentuk segi delapan (Octagonal).
Lalu kaki lanjut melangkah menuju lokasi kedua, melalui track jalan kaki yang tersedia, melewati pepohonan tinggi di kanan kiri dan tanaman perdu. Si Duren alias gundul keren (bukan duda keren yaa) 😋 di sampingku bilang "Be ready". Hah, akan ada apa? pikirku sedikit excited. Ternyataaaaa...hampir di balik semua pepohonan ada manusia berpasang-pasangan, only God Knows apa yang mereka lakukan, eh aku juga tahu sedikit. Mereka tak punya malu sih saat "atraksi" 😈😌😏😒
Syukurlah, tidak terlalu lama, nampaklah view amboiii yang buat mata langsung Jrengg! Tibalah di lokasi kedua. Di lokasi ini ada tiga bangunan, yaitu Bara Gumbad, Masjid, dan Sheesh Gumbad.
Sebuah masjid berkubah tiga dengan ukiran kaligrafi yang indah pada pintu masuknya. Masjid ini dibangun pada tahun 1494 pada masa pemerintahan Sikander Lodhi, bersama dengan pintu gerbang masuknya. Pintu gerbang masjid inilah yang diberi nama Bara Gumbad.
Inilah penampkan Bara Gumbad yang artinya Kubah Besar. Tepat disibelah kanan adalah Masjid Tiga Kubah. Tampak pula situasi bangunan ini sedang dilakukan renovasi. Ya, Lodhi Garden sekarang dilindungi oleh ASI (Archeological Survey of India) dan ASI terus melakukan proyek konservasi dan restorasi.
Ukiran pintu masuk Bara Gumbad yang menunjukkan perpaduan indah antara budaya Hindu dan Islam. Sayang sekali, di tembok bangunan ini, tampak peninggalan tangan-tangan nakal dengan coretan-coretan dan bentuk vandalisme lain.
Tepat diseberang Bara Gumbad, berhadap-hadapan, tampaklah Sheesh Gumbad. Tampak pula reruntuhan sisa-sisa tempat penampungan air tepat di halaman Bara Gumbad. Hal ini menunjukkan disekitar tempat ini dulu juga berfungsi sebagai tempat tinggal.
Sungguh indah bukan si cantik Kubah Kaca ini. Sheesh Gumbad adalah Bahasa Hindi dari Kubah Kaca. Mengapa dinamai demikian? Karena konstruksi bangunan ini menggunakan ubin yang mengkilap. Sudah tidak mengkilap lagi sekarang, tetapi sisa-sisanya masih ada.
Di dalam Sheesh Gumbad, ada beberapa makam, akan tetapi tidak diketahui makam siapa. Beberapa ahli mengatakan pasti makam orang penting dalam pemerintahan Sikander Lodhi, sehingga makam dibuat sedemikian bagus.
Seperti setiap aku mengunjungi situs-situs arkeologi di India yang lain, atap bangunan selalu menarik perhatian, bahkan sampai terkagum-kagum. Bagaimana bisa mereka membuat ini, berabad-abad lalu dan masih bisa dinikmati sampai sekarang? Sungguh peradaban yang maju.
Capture terakhir di lokasi Bara dan Sheesh Gumbad. Bara Gumbad tampak belakang. Kalau mengikuti kata hati, ingin berlama-lama menikmati pemandangan dan suasana hangat_meskipun sedang winter_disini. Tetapi, perjalanan harus lanjut, karena masih ada satu lokasi lagi, lokasi ketiga yaitu Makam Sikandar Lodhi. Makam Sikandar Lodi berdekatan dengan danau dan Athpula.
Ini nih, danau yang berada tepat di sebelah Sikandar Lodhi's Tomb. Di lokasi ini memang masih ada jalur air dari Sungai Yamuna ke Makam Sikandar Lodhi. Ada dua air mancur besar di danau yang menambah keindahan. Hadirnya angsa-angsa putih berenang di danau membuat mata tak jemu memandang.
Di atas danau, di ujung sana, itulah Athpula atau Jembatan 8 pilar. Terdapat 7 lengkungan yang membuatnya sempurna. Athpula merupakan bangunan terakhir di kompleks ini yang dibanguan pada masa pemerintahan Kaisar Mughal Akbar.
Sssstttt, jujur ingin rasanya aku lari-lari joget ala-ala Indiahe putar-putar dengan lagu India yang keras, persis Bollywood movie, ke Jembatan itu 😂💃💃😍😋
Makam Sikandar Lodhi berada di atas, di dalam benteng yang berbentuk persegi ini. Terdapat perpanjangan benteng yang berbentuk lingkaran di keempat sudut benteng. Pohon-pohon rindang yang tumbuh disekeliling tembok dalam benteng membuat semakin sejuknya suasana.
Sebenarnya, ada gapura untuk masuk benteng. Akan tetapi, sedang dalam renovasi seperti nampak pada gambar di atas. Jadi kita harus masuk dari pintu kecil di tembok sebelah kiri, yang untungnya view tepat kepada danau.
Capture dari bagian benteng makam Sikandar Lodhi. Sepanjang benteng aku jalan pelan-pelan sambil tangan terus menyusur dinding. Merasa sedang shooting, jjiiaahahahaha 😆😂 Lamunan shooting buyar seketika saat Si Duren menarik tangan untuk naik tangga menuju makam Sikander Lodi.
Sesampainya di dalam benteng, aku langsung ter "wow-wow" oleh hijaunya rumput di seluruh luas benteng. Dengan sorot sinar matahari sore, Makam Sikandar Lodhi berdiri megah danunik, meski nampak kerusakan disana-sini. Batu-batu besar disekitar pondasi lantai, yang tadinya untuk jalan, sedang di bongkar. yaaah, sedih, padahal eksotis lho. Aku coba tanya bhayya-bhayya yang bongkar dengan Bahasa Hindiku yang (ah sudahlah ya 😂) kadang dibantu Si Duren. Ternyata dibongkar untuk memasang penguat pondasi bangunan, lalu nanti dipasang kembali. Syukurlah 😍
Oh, ya pasti merasa makam ini mirip dengan Makan Muhammad Shah di atas. Memang, makam Sikandar Lodhi ini meng copy makam Muhammad Shah, juga berbentuk octagonal. Jika diteliti, perbedaaan ada pada bagian atap dan kubah. So, jangan bingung!
Duduklah aku di pojok, mata kesana-kemari berusaha memasukkan semua keindahan, gabungan alam dan buatan, ke memori, ciiaaa seperti memory card saja 😋 Untung Si Duren sabar menanti. Boleh la ya satu foto sebagai hadiah buat yang sabar 😊😇
Semua sudut aku dokumentasikan. Ingin datang lagi kemudian hari, mungkin waktu musim semi akan jauh lebih indah, atau next time pagi hari. Waktu semakin sore, sebelum semakin gelap aku keluar dan menyusuri track penjalan kaki lagi sampai di atas Athpula juga. Si Duren menyeret lagi untuk terus jalan menuju exit. Aduh, lumayan jauh.
Track yang kulewati lumayan tidak terlalu ramai, beberapa sama-sama mau keluar, banyak juga yang berpakaian olah raga untuk lari atau jalan-jalan. Di kanan kiri jalan, beberapa bangku panjang tersedia. Nah, gegara ini nih, aku tertangkap patroli cinta 😂
Tepat dari lokasi dimana aku mengambil gambar terfavoritku ini, patroli cinta mendekati diam-diam dari belakang. Capek berjalan dari Sikandar Lodhi's Tomb menuju keluar, begitu melihat bangku kosong dibelakang pohon, tak tahanlah langsung duduk. Si Duren duduk disamping, agak dekat. Aku capture beberapa foto lokasi ini, dan duduk kembali sambil menunduk melihat-lihat hasil jepretan di tangan. Si Duren pusing mungkin, hingga kedua tangannya memegang kepala dibelakang 😂
Tiba-tiba, dua wanita dengan dandanan menor dan salwar kamees ngejreng (eh wanita bukan ya, sepertinya transgender, iya waria lah) muncul dari belakang bangku, langsung nyerocos dalam Hindi, sambil tangan disorong-sorong didepan muka. Kaget kan kita!!! Mungkin karena kagetnya, tanpa berdosa tanganku tetap pada HP, mata hanya memandang, begitupula Si Duren, tidak gerak sama sekali. 😜😎 Mungkin karena kami hanya memandang dan mematung, mereka jengkel dengan tetap nyerocos pergi ke taman dan pepohonan didepan.
Belum hilang kagetku, dan belum sempat tanya Si Duren apa yang terjadi, hah, aku dapat jawaban. Aku lihat dua "wanita" itu membuat dua manusia di balik pohon muncul dengan yaaah muka memerah. Tahu kan yang mereka lakukan? dan itu tidak hanya satu pasang, dua pasang lagi muncul dari balik pohon akibat patroli mereka. Perlakuan yang sama padaku dilakukan pada pasangan-pasangan itu, menyorong-nyorongkan tangan. Cukup lama sampai pasangan itu memberikan sesuatu pada mereka, ya uang.
Oh ternyata, dua "wanita" itu patroli pada pasangan-pasangan mesum dan memeras mereka untuk memberikan uang 😂😋😝Aduh, yang tidak mesum pun hampir terkena korban. Kesalahan kami, duduk di bangku yang terletak di belakang pohon di tempat yang relatif sepi, hanya orang lewat tidak duduk bergerombol😝Never do that!!!
Heran juga kami dilepaskan 😉Penasaran, aku tanya Si Duren apa yang mereka katakan waktu "menangkap" kita, lalu pergi begitu saja.
"Hayoo, kalian tertangkap, ayo beri uang cinta pada kami, mana!" Kata yang pertama
"Cepat berikan, atau kami tidak pergi" Tambah yang kedua
"Oh, mereka orang asing, tidak tahu Hindhi" Yang kedua berkata lagi
"I see, ya sudah kita pergi saja, lagian mereka tidak aneh-aneh" Yang pertama mengajak pergi 😂😋😝
Itu percakapan mereka, hasil terjemahan Si Duren. Aku tertawa terguling-guling (andaikan bisa). Sungguh pengalaman unik menutup jalan-jalan sore hari ini. Tak kusangka akan menjadi suspect patroli cinta di Lodhi Garden. Ada manfaat pula ini wajah tanpa rasa India sama sekali😎😝
Baca Juga : Tempat Wajib Dikunjungi di Delhi Dengan Metro
Baca Juga : Tempat Wajib Dikunjungi di Delhi Dengan Metro
Comments
Post a Comment